“Jadi luasnya berapa, Raihan, Mahardika?”

“21 meter persegi.”

“Apa saja?”

Hari ini kami mencoba fasilitas baru untuk SIE online, yaitu pen tablet dan laptop. Sebelumnya, whiteboard dan smartphone. Terasa jauh lebih nyaman bagi saya sebagai gurunya di Tegal. Semoga demikian pula situasi bagi “si kembar” Raihan dan Mahardika di Tangerang.

Wabah virus Corona mengubah kehidupan semakin asyik. Termasuk dalam dunia pendidikan, khususnya pelatihan dan perbimbelan.

Terhitung sejak Mei 2020 hingga saat ini saya telah menjadi pemateri pelatihan online (webinar) Matematika Detik sebanyak 7 (tujuh) kali dengan host di 3 (tiga) kota besar: Jakarta, Semarang dan Medan. Frekuensi sebanyak itu melampai banyak seminar offline sepanjang tahun 2019.

Bimbel 3.0

Bagaimana dengan perbimbelan? Gara-gara Corona sekolah tutup, apalagi bimbel. “Kami dengan kondisi 7 cabang close. 25 staf dan pengajar nonjob,” kata seorang sahabat yang tinggal di Depok, Jawa Barat.

SIE (Sekolah Ilmu Eksakta) pun mengalami nasib yang sama. Bedanya sejak 2016, SIE telah membubarkan kelas kelompok dan menyisakan kelas privat (maksimal 2 siswa). Apalagi ketika itu sebagai PNS saya menjadi konseptor dan eksekutor POTJI (Portal Tegal Jepangnya Indonesia). Waktu dan energi semakin terkuras. Sebagai gantinya, kami berfokus pada penulisan buku Matematika Detik.

Oleh karena itu, ketika kelas privat di SIE close gara-gara virus Corona menjadi alasan bagi saya untuk berfokus total menuntaskan buku Matematika Detik (MD) Level B “Otak Bukan Kalkulator”. Saya mengejar target dari penerbit setelah Level A “Membaca Angka Secepat Membaca Kata” dinyatakan lulus penilaian Puskurbuk Kemendikbud RI.

Siang-malam saya menulis sampai tersadar bahwa penerbit pun terkena dampak Covid-19. Tidak ada lagi target terbit untuk Level B. Padahal Level B semakin lugas mengungkap bahwa Matematika Detik adalah tentang berpikir cepat (intuisi), bukan tentang berhitung cepat.

Tiba-tiba seorang dari Komunitas Pure Consciousness Indonesia (PCI) menghubungi. Tiba-tiba direktur Pelatihan Olimpiade Sains Indonesia (POSI) menghubungi. Selanjutnya adalah kisah webinar Matematika Detik yang saat ini menunggu sesi ke-2, baik bersama AKDI (yang dimotori aktivis PCI) maupun POSI.

Masih tidak terduga. Tiba-tiba ada seorang warga Tangerang yang berinisiatif mempercayakan dua anaknya yang kembar belajar kepada saya. Mengikuti kakaknya yang sempat ke Tegal dan belajar di SIE.

Beda dengan kakak mereka yang mengikuti bimbel 2.0 (siswa datang, guru di rumah), si kembar mengawali bimbel 3.0 (siswa di rumah, guru di rumah). Bimbel online. SIE online !

Jadi, bimbel 1.0 itu apa?

*Ahmad Thoha Faz

Ini

Bimbel 3.0: “Siswa di Rumah, Guru di Rumah”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *