PERIKSA, APAKAH PENERAPAN ToSM DI SEKOLAH ANDA ILEGAL?

“Anak saya stress, frustasi, gara-gara ToSM di sekolah.”

Meski tidak banyak, keluhan orangtua semacam itu tidak dapat diremehkan. Frustasi di masa kecil, apalagi berkenaan dengan kegiatan yang berulang-ulang, dalam menimbulkan luka batin yang dalam.

ToSM (Test of Second Mathematics) adalah tentang pembentukan kompetensi hitung dasar intuitif. Lebih jelas, sebagai contoh, ToSM membantu anak dapat menjawab soal sederhana 7+8 dan 7×8 secara spontan, yaitu kurang dari 2 detik. Proses yang tidak mudah, sebuah proses yang dapat merusak kejiwaan anak jika diterapkan asal-asalan.

Oleh karena itu, baik dalam bentuk konvensional maupun digital, instrumen ToSM dirancang dengan sangat cermat, dengan selalu memperhatikan saran dan keluhan pengguna. Sebagai contoh, pada aplikasi ToSM yang dapat diunduh secara gratis dari Google Play, tersedia menu “PERSIAPAN”. Di sini, jumlah butir soal disesuaikan dengan performa pengguna. Tidak harus sampai 91 atau 182, aplikasi secara otomatis akan berhenti dan memberi hal jika pengguna terdeteksi gagap hitung.

Kebertahapan sangat penting, guna menghindari trauma. “Susah” sebenarnya bagus, asalkan bertahap sehingga siswa tertantang. Semua game juga susah, yang penting challenging. Game yang terlalu mudah itu membosankan!

Masalah besar akan timbul apabila ToSM diterapkan secara massal, misalnya di dalam kelas, tanpa didasari pengetahuan psikologi di balik teknologi ToSM. Trauma sangat mungkin terjadi tanpa terdeteksi sehingga akan terus memburuk. Situasi berbeda jika penggunaan ToSM secara personal di bawah bimbingan orangtua, atau secara massal di bawah instruktur khusus.

Memperhatikan fakta tersebut, PPMD (Pusat Pengembangan Matematika Detik) mengimbau agar masyarakat turut mengawasi. Apakah penerapan ToSM di sekolah anak anda, atau keponakan anda, dilakukan secara legal dan halal?