“Banyak yang bertanya, apa perbedaan ToSM dengan kumon, jarimatika, sempoa dan sejenisnya?”

Fahruroji Panjaitan, pendiri dan direktur POSI (Pelatihan Olimpiade Sains Indonesia), pada video call tadi pagi. POSI berkantor pusat di Medan, Sumatera Utara, sementara tadi pagi Fahruroji berada di Pekanbaru, Riau. Dunia semakin seluas layar gawai.

Memahami ToSM (Test of Second Mathematics) harus dimulai dengan memahami induk utamanya, yaitu Matematika Detik. Seperti kita tahu tagline Matematika Detik adalah “mengasah intuisi, mengelola 2 detik pertama”. Itu menjelaskan semuanya.

ToSM adalah salah satu instrumen untuk mengasah intuisi. Intuisi adalah kelebatan jawaban atau gagasan yang muncul dalam 2 detik pertama.

Oleh karena itu, tidak ada perhitungan susah. ToSM hanya mencakup hitung paling dasar yang selalu bisa dikerjakan dalam dua detik atau kurang, kecuali bagi mereka yang mengidap gagap hitung. Sebagai contoh, tidak ada perhitungan 17+31 atau 43 x 7 dalam ToSM.

Atau kita bisa meninjau ToSM sebagai bagian dari Level A, yang mengusung tema “membaca angka secepat membaca kata”. Begini penjelasannya. Anda bisa membaca tulisan ini secara spontan. Bagaimana dengan membaca angka 8+5 ? Dengan ToSM kita memastikan setiap anak lulusan SD dapat menjawabnya secara spontan–seperti ketika membaca kata.

Dasar dari AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) di Bidang Numerasi

Tergambarkan di atas betapa sangat mudah dan fundamental ToSM ! Anda mungkin bertanya, hanya begitu lalu apa yang hendak ditawarkan ToSM? Apa manfaat signifikan dan unik bagi anak-anak dan orangtua mereka?

Bahwa ToSM berurusan dengan masalah atau keterampilan fundamental adalah objektif. Namun, bahwa ToSM adalah sangat mudah adalah subjektif.

ToSM mungkin sangat mudah bagi anda, tapi tidak begitu kesannya bagi 95 persen siswa kelas 5-6 SD/MI di seluruh Indonesia. Hampir semua populasi kelas 5-6 SD/MI di seluruh Indonesia mengidap gagap hitung.

Klaim saya perlu diuji. Namun dengan puluhan ribuan data yang masuk ke kami, saya yakin tidak terlalu jauh meleset.

ToSM lebih dari sekadar menjadi fondasi dan memudahkan matematika atau literasi numerasi. Sebagai bagian dari Matematika Detik, yang bervisi menumbuhkan budaya inovasi, ToSM adalah langkah konkret pertama. Seperti dapat dirangkum dari literatur tentang inovasi, inovasi bermula dari intuisi. Secara sederhana urutannya adalah intuisi –> imajinasi –> kreativitas –> inovasi.

Sedemikian penting intuisi. Sedemikian penting setiap lulusan SD/MI terbebas gagap hitung. Mari kita berjuang bersama agar ToSM menjadi standar lulusan SD/MI, yaitu sebagai bagian dari AKM bidang numerasi

*Ahmad Thoha Faz

ToSM DICIPTAKAN UNTUK MENJADI STANDAR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *