Ahmad Thoha Faz

#MatematikaDetik nanti masuk visi-misi Kabupaten Tegal,” kata Hj Umi Azizah, waktu itu masih wakil bupati Tegal dan hendak maju pada Pilkada yang digelar Juni 2018.

Saya hanya seorang PNS rendahan. Tapi saya punya gagasan, bukan sekadar cetusan. Tapi apalah arti gagasan di tangan seorang bleketir?

Olah karena itu, kami jualan gagasan ke mana-mana. Kami hadiahkan buku ke banyak tokoh. Kami silaturahim ke kampus, ormas, dsb. Bayang-bayang kematian menjadi pemicu untuk terus melaju.

Waktu terbatas. Benih gagasan harus disebar pada tanah yang luas. Kami tidak tahu, di mana benih itu akan tumbuh. Tapi dengan tersebar pada wilayah yang luas dan beragam, potensi gagasan untuk tumbuh dan berkembang semakin besar.

Ini masalah survival for the fittest. Ini masalah peluang.

Satu dari sekian banyak yang kami tuju adalah Universitas Indonesia (UI). Matematika Detik masuk melalui ketua BEM UI yang kebetulan kelahiran Kabupaten Tegal. Saya mengajak BEM UI untuk berkolaborasi. Paling tidak, BEM UI sadar ada wabah gagap hitung.

Tiba-tiba ada kabar gembira dari sahabat Facebook, seorang pakar dan praktisi pendidikan, Mas Setiawan Agung Wibowo. Beliau membagikan rencana gerakan yang diinisiasi Pak Ahmad Rizali (sekretaris MWA UI).

Alhamdulillah. Allahu akbar. Apakah ada pengaruh ketua BEM UI atau tidak, yang rendahnya kemampuan hitung dasar adalah wabah besar. Siapapun pemangku kepentingan pendidikan seharusnya sadar itu. Kini, kami sangat bahagia UI telah bergerak.

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan orang berdiri
Gambar mungkin berisi: awan dan teks
Gambar mungkin berisi: teks
UI BERGERAK, INDONESIA BERGERAK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *