Terus terang saya tidak pernah mengikuti kaderisasi PII. Bahkan mengenal nama PII baru sewaktu SMA, itu pun samar-samar.

Sejak kecil yang saya tahu adalah NU. Hanya NU dan NU. Pernah mengikuti Latihan Kader Muda, tentu saja tidak sampai selesai. Pernah turut merintis kembali IPNU dan menjadi ketua. Pernah mewakili LP Ma’arif PCNU Kabupaten Tegal pada lomba Ke-NU-an. Tapi gagal menjadi juara tingkat Jawa Tengah, kalah oleh tim tuan rumah. Saat ini di struktur NU saya adalah wakil ketua PC LAKPESDAM NU.

Mengenal PII karena Titik Ba. Yaitu sewaktu diundang untuk mengisi pengajian Titik Ba, di Desa Kademangaran, Kecamatan Dukuhturi. Alamat tinggal kami saat ini. Tidak terduga ada komunitas remaja yang gemar mengunyah gagasan berat.

Karena Titik Ba pula, melalui sosok intelektual muda NU di Jakarta, saya berkenalan dengan Mas Tom (Utomo Dananjaya). Ternyata beliau pernah menjabat ketua umum PB PII, yaitu semasa Cak Nur (Prof Nurcholish Madjid) menjadi ketua umum PB HMI.

Mas Tom mengangkat saya sebagai konsultan di IER (Institute for Education Reform). Selanjutnya selama sekitar delapan tahun kami berdiskusi intens, hingga kemudian lahir Matematika Detik.

Dengan ijazah Titik Ba, mungkin, saya dianggap layak mengisi materi pelatihan di PW PII. Ini kali ketiga, temanya sama: logika dan epistemologi Islam.

Semoga bermanfaat.

*Ahmad Thoha Faz

NU DIUNDANG PII

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *