Mana yang lebih susah: ITB atau STIS? Tidak tahu. Saya pernah menjalani kuliah di ITB, tapi pada saatnya yang bersamaan saya TIDAK pernah kuliah di STIS. Jadi, pengalaman saya tidak cukup.

Namun, ini fakta menarik. Kalkulus diberikan di STIS dalam dua semester, sedangkan di ITB dalam satu semester. Pada semester pertama di ITB, mahasiswa belajar limit, turunan, integral dan fungsi transenden. Sementara itu pada periode yang sama, di STIS belajar limit, turunan, integral, deret, fungsi peubah banyak, turunan parsial, integral lipat, transformasi koordinat dan persamaan diferensial.

Sebagai contoh, hari ini saya akan mengajar kalkulus mahasiswa D4 Statistika STIS, lalu berlanjut mahasiswa STIE ITB. Untuk mahasiswa STIS, materinya integral lipat dua dan tiga (buku kalkulus jilid 2). ITB, fungsi transenden (kalkulus jilid 1).

Dibanding dengan ITB, terasa kalkulus di STIS seperti “penjejalan”. Seperti buru-buru untuk sampai ke rumus. Tidak mudah. Situasi semacam ini menuntut si pengajar berpikir setajam mungkin, bagaimana materi kelas berat tersampaikan dalam waktu yang singkat.

Sebaliknya, mengajar mahasiswa ITB menuntut berpikir lebih kokoh dan jernih. Langkah demi langkah dipaksa, tidak bisa tidak, harus sesederhana dan selugas mungkin.

Tentu saja itu penilaian subjektif saya. Setelah satu semester mengajar kalkulus dan aljabar linear untuk mahasiswa dari dua kampus berbeda.

*Ahmad Thoha Faz

ITB ATAU STIS?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *