#TitikBa (edisi pertama) memang terbit sejak 2007. Namun itu seolah terbit untuk diri sendiri. Baru setelah saya berusia 40 tahun, saya merasa Titik Ba dipahami. Sejak kali pertama terbit, beberapa kali saya mengisi materi Titik Ba. Tapi setelahnya saya merasa menyesal.
PEMBARUAN PERJANJIAN
Cetakan pertama #TitikBa, sebagai ujicoba pasar, sudah tersebar selama setengah tahun. Alhamdulillah, sambutan masyarakat sangat baik dan mulai terpetakan. Awal tahun 2019, Titik Ba memasuki cetakan kedua. Ada perubahan rencana bisnis, yang intinya Hiratha akan semakin berfokus pada Titik Ba. Oleh
MENEMUKAN IRISAN
“Ketemu di Transmart Cilandak saja,” kata Mas Setiawan Agung Wibowo. Perubahan mendadak, tapi artinya jarak lebih dekat. Rencananya besok pagi ke Depok, di Technonatura. Tidak jadi, diganti malam ini. Saya senang, tapi bingung. Karena Bintang Aswam, programmer olahdata #ToSM, yang datang dari
HILANGNYA KEJERNIHAN NALAR (2)
Langsung saja ke contoh. Jawab pertanyaan berikut ini, dengan memilih A atau B. Jika ada dua benda yang memiliki perbedaan, maka kedua benda tersebut: A. sama, atau B. berbeda. Anda bisa menjawab dengan begitu mudah, bukan? Tapi tidak demikian dengan
KEMBALI KE KONSEP DASAR
Perhatikan soal pada gambar. Ini hasil belajar di SMA Negeri 1 Kota Tegal, sekolah paling favorit di Tegal. Soal ini bisa dipecahkan cukup 2-5 detik. Tapi bagi kebanyakan siswa bisa memakan waktu 2-5 jam tanpa hasil. Mengapa bisa serumit itu?
KUTIPAN(1)
“Kalau matematik kita benar, banyak penyair, Rendra matematika nya jelek, Toni Prabowo pemusik matematikanya jelek padahal menurut saya seseorang yang musiknya bagus matematikanya harus bagus karena berhubungan. Kalau seseorang matematikanya bagus pasti dia sastranya bagus. Tapi ternyata banyak teman-teman sastrawan