Buku yang paling komplet membahas Jeff Bezos dan Amazon adalah THE EVERYTHING STORE (2013) karya Brad Stone. Dengan gaji sebagai PNS, saya membelinya, yaitu versi terjemahan yang diterbitkan oleh Gramedia, pada 7 Januari 2016.

Tentu saja itu referensi penting, terutama karena saya bertugas sebagai penyuluh perindustrian dan perdagangan yang sedang dipercaya merintis POTJI (Portal Tegal Jepangnya Indonesia). Itu tentang jual-beli di Internet, dan Amazon adalah penguasa terbesarnya.

Apa yang paling menarik dari kisah Jeff Bezos dan Amazon? Kita tanyakan saja ke Peter Thiel dalam ZERO TO ONE (2014). “Jeff Bezos, sang pendiri, memiliki visi menguasai seluruh bisnis eceran online, tapi dengan penuh pertimbangan, ia memulai dengan buku.”

Mengapa Amazon memilih buku sebagai titik awalnya? Pertama, Jeff Bezos adalah pecinta buku. Namun, bisnis adalah tentang melayani orang lain, lebih dari sekadar memuaskan diri sendiri.

Oleh karena itu kita perlu menyibak alasan kedua. Brad Stone menceritakan, “Bezos menyimpulkan bahwa sebuah everything store yang sesungguhnya akan tidak praktis–setidaknya pada awalnya. Dia membuat sebuah daftar berisi 20 kategori produk yang mungkin dijual, termasuk perangkat lunak komputer, alat tulis kantor, pernak-pernik busana, dan musik. Kategori yang akhirnya dinilai sebagai pilihan terbaik adalah buku. Buku adalah komoditas murni; satu eksemplar buku di sebuah buku identik dengan buku yang sama yang dipajang di toko lain, maka pembeli selalu tahu tentang yang mereka dapatkan.”

Mengapa? Gary Keller dan Jay Papasan, dalam THE ONE THING (2012), memberi penjelasan yang tajam, bahwa hasil-hasil luar biasa ditentukan langsung oleh seberapa sempit anda mampu melakukan fokus. Orang yang sukses di dunia ini adalah orang yang tiap kali berfokus pada satu hal saja. Kesuksesan dibangun secara berurutan. Semua dikerjakan satu demi satu.

Jadi, perhatikan dengan cermat kisah Jeff Bezos dan Amazon. Ini hanya contoh, pola “dualitas” fokus berlaku di mana-mana. Fokus besar Amazon adalah menjual segalanya, dari A sampai Z. Fokus kecil Amazon pada awalnya adalah pada buku.

Buku adalah abjad pertama (A) bagi Amazon. Setelah A benar-benar dikuasai, baru kemudian memperluas ke B, yaitu produk dengan pasar yang paling mirip: CD, video dan perangkat lunak.

Pengalaman dan pengetahuan Amazon adalah yang paling menguatkan langkah kami ketika berfokus hanya pada satu hal: ToSM (Test of Second Mathematics). Kami menolak meski banyak pihak meminta kami untuk memperluas cakupan ke Pra-ToSM ataupun mulai menawarkan HINT (Hitung Intuitif).

Biarkan masyarakat luas hanya mengenal ToSM, selain itu adalah “urusan dapur”. Hanya kepada mereka yang tertarik pada penelitian dan pengembangan, kami mau membahas pra-ToSM, HINT dan sebagainya lebih mendalam.

Mengapa dipilih ToSM? Jawabannya lugas. ToSM adalah terkait dengan kebutuhan yang sangat pokok sekaligus mendasar sekaligus terbukti selama ini terabaikan. Gagap hitung adalah wabah massal. Gagap hitung seharusnya tidak bisa dianggap angin lalu, sebab ini terkait dengan keterampilan yang sangat dasar.

Tampak sangat sederhana. Ternyata setelah didalami wabah gagap hitung tidak sesederhana itu dugaan awal. Wajar apabila selama ini diabaikan, hanya dikenali secara tersamar.

*Ahmad Thoha Faz

FOKUS BESAR DAN FOKUS KECIL: BELAJAR DARI AMAZON

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *