“Saya mengenal Pak Thoha melalui Facebook. Awalnya dari status Zahir Mahzar, yang mengenalkan Pak Thoha sebagai penemu Matematika Detik. Matematika Detik? Saya lalu add Pak Thoha.” Sandy, atau Bung Sandy, memberi kesaksian tentang Matematika Detik.

Sandy adalah juara 1 Lomba Trik Master Matematika (LTMM) 2019, yang juga telah mengumpulkan 15 (lima belas) penghargaan emas dari KTOM (Kompetisi Terbuka Olimpiade Matematika) yang diselenggarakan oleh TOMI (Tim Olimpiade Matematika Indonesia).

Awalnya saya mengira pria asal Kalimantan Selatan ini adalah seorang guru atau dosen matematika. Ternyata “hanya” seorang lulusan D1 STPN Yogyakarta.Keren, berarti matematikanya orisinal. Otodidak. Saya suka mereka yang belajar tanpa guru. Seperti Richard P Feynman, sosok jenis ini mudah menemukan hal yang tidak terduga. Mereka percaya dengan kejernihan nalarnya sendiri, bukan mengangguk pada otoritas.

Oleh karena itu, mengikuti kata hati, saya mengundang Sandy untuk bergabung dengan Tim Ristek Matematika Detik. Di sana telah menunggu Bintang Alam Semesta, selain dua sahabat lama saya: Aswian Editri Sutriandi dari pulau Lombok dan Jauhari Efendi dari Palembang.

Seperti Sandy, Bintang tertarik karena nama Matematika Detik. Suatu kebetulan Bintang melihat spanduk syukuran wisuda ITB di komplek Masjid Salman ITB. Tertulis di spanduk “penemu Matematika Detik”. Matematika Detik? Spontan saja Bintang mengikuti acara.

Bintang adalah juara kalkulus di beberapa kampus: UNJ (juara 1), ITS (juara 2) dan ITB (juara 1). Tidak mengejutkan, Bintang meraih skor ToSM tertinggi. Sarjana teknik dirgantara asal Surabaya ini berhak naik panggung untuk menerima hadiah buku Matematika Detik.

Tidak lama kemudian, Bintang mengirim pesan WhatsApp tertarik turut mengembangkan Matematika Detik. Tentu saya saja menyambut baik.

Nama Matematika Detik ternyata menyimpan keajaiban. Pak Tommy, dirut Penerbit Intan Pariwara, mengaku tertarik karena membaca Matematika Detik di halaman muka koran Suara Merdeka, 6 Februari 2020. Apakah Matematika Detik menjiplak Detik-Detik, yaitu produk andalan Intan Pariwara?

Daripada menduga-duga, saya diundang ke kantor pusat Intan Pariwara di Klaten. Singkat kata saat ini 2 dari 5 seri Matematika Detik telah terbit dan lulus penilaian Kemendikbud RI.

Jadi, “what’s in a name?” Miracle !

*Ahmad Thoha Faz

MAGNET SEBUAH NAMA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *