Ahmad Thoha Faz
1999, pada usia 21 tahun, kami telah melakukannya. MAKIYAH (Madrasah Kulliyyat al-Islamiyyah) dibangun berdasarkan sebuah tesis, bahwa aneh kalau orang belajar agama tidak bertambah cerdas. Sedikit banyak kami telah membuktikannya.
Alumni MAKIYAH adalah generasi terbaik pada masanya. Sampai-sampai seorang habib dan yang juga ulama berkata, “Saya dengar anak-anak di sini cerdas-cerdas ya?”
Setelah berjalan tiga tahun (1999-2002), MAKIYAH saya bekukan. Tidak mudah mengurus sebuah sekolah. Sejak itu saya lebih berfokus merumuskan #TitikBa.
Setiap orang didesain unik, termasuk potensi dan misi hidupnya. Saya merasa lebih pas menumbuhkan gagasan daripada menangani kelembagaan.
Dengan tidak mudah, alhamdulillah, kini gagasan terentang dari hulu ke hilir, dari kerja filsafat hingga rekayasa: #TitikBa, #MetodeaRTi, #MatematikaDetik, #ToSM. Itu baru sebagian kecil. Masih banyak yang harus menjadi fokus litbang.
Sekolah? Biarkan menjadi tugas orang lain. Bisnis? Meski sarjana teknik industri, saya lebih suka “revolusi yang damai dan massal” daripada membicarakan sesuatu yang bahkan untuk menuliskannya pun tidak nyaman. Biarkan orang lain.
Bisa mengisi kajian rutin #TitikBa di Masjid Salman ITB di Bandung, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta, itu lebih pas bagi saya. Semoga bisa merata ke seluruh masjid kampus di seluruh Indonesia.
#MatematikaDetik juga menunggu ditanam di seluruh Indonesia.
Bismillah.