Sabtu malam, dijemput di Kawali, Ciamis. Tepatnya di depan alun-alun Surawisesa. Ricky, nama si penjemput duduk di samping supir. Saya sendirian duduk di belakang mereka. “Jawa itu jaga wibawa. Sunda itu suka bercanda,” celoteh Ricky tiada henti, membahas sejarah Sunda
AKU TIDAK PAHAM!
“Aku tidak paham,” kata almarhum Mas Tom (Utomo Dananjaya) setiap saya melaporkan hasil kerja keras “membumikan Titik Ba”. Awalnya, saya tidak paham maksud “aku tidak paham”. Tapi setelah berdiskusi langsung dan membaca banyak tulisan almarhum, saya mulai bisa menebak kalimat
Matematika Detik Level Tegal Dan Nasional
Matematika Detik (Second Mathematics), kapan habisnya?. Saya tidak tahu. Yang jelas, ia tidak mungkin ditanggung seorang diri. Saat ini, dari 5 seri yang rencananya diterbitkan oleh PT Intan Pariwara Group baru satu seri yang sudah jadi. Baru INSPIRASI, FONDASI DAN
NYAMUK TIDAK HANYA BERDENGUNG DI DEKAT TELINGA
“Promosi terus di Facebook, kapan matangnya? Kapan geraknya?”, seorang sahabat mengingatkan. Sejak pertengahan September 2017, “kerja ramai” Matematika Detik berhenti. Berfokus pada “kerja sunyi”, mengolah dan menemukan butiran inspirasi dari ribuan data yang terkumpul sejak 3 tahun terakhir.
PENIPU NEGERI SIPIL?
“Mas, tolong hapus tulisan sampeyan di Facebook.” “Kenapa?” “Ya, semua marah. Kalau sampeyan kerjanya bener, bolehlah. Wong kerja saja sering membolos.” “Lah, saya tidak menunjuk siapa-siapa. Saya menunjuk hidung saya sendiri. Yang dimaksud PNS yang kerjanya menipu dan mencuri ya
MUSRENBANG KABUPATEN TEGAL, ILEGAL? (Bagian Dua)
“Tegas, saya menolaknya,” kata oknum pejabat tingkat kecamatan terkait perintisan Kampung Matematika Detik. Alasannya, tidak ada surat tertulis. “Siapa penanggung jawab kegiatan ini?” tanya beliau dengan ketus. Inisiatif Kampung Matematika Detik datang dari Wakil Bupati Tegal, Dra Hj Umi Azizah.