“Mantab. Alhamdulillah sekarang jadi mendunia beneran,” kata Ariestyo Wahyu Tri Wibowo, atau lebih dikenal dengan Tito.

Ini kisah tentang misteri ilahi. Kita berpikir dengan informasi terbatas yang kita tangkap sekejap pada saat tertentu. Informasi tidak pernah lengkap. Akibatnya di dalam prasangka kita akan selalu terperangkap.

Ketika memikirkan gagasan untuk kebaikan umat, pada saat yang sama ada pihak lain yang juga memikirkannya. Mereka yang berfrekuensi sama sama akan turut bergetar. Siapa? Kita tidak tahu.

Peristiwa bermula pada tahun 2007, sekitar 13 tahun lalu.

Sebelumnya gelap. Maka tatkala diminta mengisi acara bedah buku Titik Ba oleh komunitas PII Tegal saya sempat bingung. PII itu makhluk apa? PII itu karakternya bagaimana?

Tapi itu dulu. Sejak itu perjalanan hidupku sangat dekat dengan mereka. Bahkan kemudian saya bertemu dan menjalin komunikasi intensif dengan otak besar gerakan PII, Utomo Dananjaya (1936-2014).

Tahun 2015, saya diminta menjadi salah satu pemateri intermediate training Pengurus Wilayah PII Jawa Tengah yang bertempat di gedung SDIT Usamah Kota Tegal. Materinya epistemologi ilmu dalam pandangan Islam. Materi yang berat, sangat berat, untuk anak seusia SMA.

Di antara peserta adalah Ariestyo Tri Wibowo alias Tito dari Weleri, Kendal. Interaksi hanya sebentar. Saya memulai materi dengan kisah Qabil, Habil dan burung gagak. Saya tidak mengingat satu pun wajah dan nama peserta.

Tidak disangka, Tito menjadi ketua P3R (Panitia Pelaksana Program Ramadhan) Salman ITB. Ketika saya ada di Bandung, Juli 2017, tiba-tiba Tito menghubungi saya melalui Facebook. Tito mengaku terkesan dengan materi yang pernah saya sampaikan, lalu mengajak untuk bertemu di Masjid Salman ITB.

Sayang sekali tidak bisa lama saya di Bandung. Saya menitipkan Matematika Detik kepada tamu undangan YPM Salman ITB, antara lain ke Arcandra Tahar dan Ririek Ardiansyah.

Di luar dugaan, 31 Maret 201, saya mendapat undangan dari YPM Salman ITB. Bersama presiden komisaris Chevron Pacific, Ir Abdul Hamid Batubara, saya menjadi pemateri di acara tasyakuran wisuda.

Bagaimana kelanjutan hubungan Matematika Detik dan Ririek Ardiansyak yang baru saja dipilih kembali sebagai direktur utama PT Telkom? Tidak tahu. Tidak perlu tahu. Sama seperti kita tidak tahu hampir semua proses real time yang terjadi dalam tubuh kita. Bukankah begitu?

*Ahmad Thoha Faz

DIRUT TELKOM DAN MATEMATIKA DETIK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *