“31 Desember, insya Allah terkejar,” kata sahabat, seorang programmer andal lulusan ITB yang pulang kampung di NTB.Dia sedang mengembangkan ToSM (Test of Second Mathematics) berbasis android, dan aku berharap bisa diperkenalkan melalui buku.
31 Desember adalah batas akhir penuntasan naskah Matematika Detik seri ke-2 (Level A: Baca Angka Secepat Baca Kata).
Saat ini, paling tidak, secara terpisah sedang berlangsung 4 proses digitalisasi #MatematikaDetik. Pertama, ToSM online oleh dosen ilmu komputer UI, tapi tampaknya tertunda karena beliau sedang kuliah S3 di Jerman.
Kedua, game Matematika Detik yang bernama PlayOn U, yang saat ini sedang kejar tayang untuk tesis di FSRD ITB.
Ketiga, olahdata ToSM yang sedang dikembangkan seorang dosen IT yang juga motor di balik “smartcity” Kota Tegal.
Keempat, apa yang sedang dikerjakan sahabat di Pulau Lombok, NTB.
Oh ya, ada satu lagi, yaitu website matematikadetik.com.
Satu hal yang menarik, kelima proses itu saling terpisah. Otak di baliknya juga tidak saling mengenal. Mereka semua memang tergabung dalam PPMD (Perhimpunan Pengembangan Matematika Detik) tapi tidak saling berinteraksi. Di tengah era surplus ocehan dan minus tindakan, semoga PPMD memberi warna lain.
Saat ini, semoga semua (287 desa / kelurahan) di Kabupaten Tegal sudah dihadiri satu eksemplar Matematika Detik.
Minggu depan, naskah #TitikBa direncanakan memulai proses proofreading. Artinya, tidak lama lagi akan terbit.
Bismillah. Jika semua berjalan lancar, 3 (tiga) buah buku (Titik Ba beserta Matematika Detik seri ke-1 dan ke-2) akan terbit secara nasional sekaligus. Tentu juga disertai sejumlah instrumen digital yang siap pakai.
Tahun 2017, puluhan ribu warga Tegal telah mencicipi Matematika Detik. Tahun 2018, semoga jumlah itu berlipat menjadi ratusan ribu. Ini eksperimen yang keren, bagaimana gagasan bertarung menarik perhatian publik melawan coblosan PILKADA 2018.