“Wah, Mas Thoha mendaftar calon bupati tegal 2018 ya?” tanya orang yang baru kenal, seorang loper koran KOMPAS.
Ternyata mengambil formulir calon bupati tegal 2018, menjadi penantang bupati petahana Ki Enthus Susmono, sangat ampuh mendongkrak popularitas Matematika Detik. Marketing yang luar-biasa!.
Hajat miliaran rupiah, PILKADA, adalah momentum perubahan besar. Bukan ajang memulai lagi pertengkaran besar. Tapi tanpa GAGASAN besar, yang telah melewati fase laboratorium, PILKADA hanya akan mengundang iblis yang membuat gusar dan tuyul yang membesar.
7 tahun hidup di birokrasi, semakin terasa bahwa banyak program pemerintah hanya rutinitas dan basa-basi. Adakah program yang dirumuskan dengan tirakat 40 hari di pinggir kali? Tidak ada.
Maka, bismillah, ini saatnya Matematika Detik muncul ke permukaan. 10 tahun lalu, mantan bupati Kabupaten Tegal “AR” telah menanam bijinya, yaitu Titik Ba. Kemudian pada MUSRENBANG Kabupaten Tegal 2017, giliran wakil bupati Hj Umi Azizah, dengan mencanangkan Kabupaten Tegal sebagai laboratorium Matematika Detik.
Baca Juga : Matematika Detik, Visi dan Misi Kabupaten Tegal
Kini NU dan Muhammadiyah sudah mulai bergerak. Hampir semua kampus lokal sudah siap beranjak. STKIP NU Kabupaten Tegal, STAIBN Slawi, Poltek Harapan Bersama Tegal, Universitas Peradaban. Yang terpenting kemarin pembekalan Matematika Detik ke 1.200 mahasiswa tingkat akhir di UPS (Universita Pancasakti). Meski kurang dari 1 persen konsep nya, yang penting Matematika Detik semakin merata merasuk ke benak publik.
Kemarin, pemkab mulai berproses, menyebarluaskan Matematika Detik ke 287 desa / kelurahan. Ini penting karena gerakan perlu rujukan.
Yang tidak kalah penting adalah menyusup ke dunia maya. Matematika Detik tidak boleh kalah oleh visi-misi calon bupati tegal 2018 yang sampai sekarang belum jelas juntrungannya.
Tidak kalah penting juga semua jalur diaspora Tegal, khususnya dari kalangan terdidik. Semua kampus (Intitut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, UNS, STAN, STIS, dsb), di mana ada generasi muda Tegal, harus terhubung.