Pendidikan

Matematika Detik – PINTU-PINTU KE JAKARTA | Sebelumnya, beberapa bulan lalu, sekjen Ikatan Alumni Teknik Industri ITB membeli sejumlah buku Matematika Detik. “Thoha, nanti menjadi pembicara di forum alumni ya,” katanya beberapa hari lalu. Bulan Ramadhan lalu, Matematika Detik telah

Perhatikan tulisan 250 F pada soal nomor 2 gambar terlampir. Kapasitor 250 Farad? Apakah anda menemukan keanehan pada cuplikan isi buku daras untuk kelas 12 SMA terbitan salah satu penerbit nasional terkemuka tersebut?

“2015-2017, Matematika Detik telah mengukir prestasi yang luar-biasa. Sebaiknya tidak diulangi lagi,” saya selalu mengatakan hal itu kepada setiap kawan di PPMD (Perhimpunan Pengembangan Matematika Detik).

Kecepatan hitung setiap siswa berbeda. Banyak faktor, terkait koordinasi otak, mata dan pulpen di ujung tangan. Namun, ada nilai minimum tertentu, supaya siswa dapat menikmati dan mengikuti pelajaran yang melibatkan bilangan di sekolah.Apapun “makanan” materinya, “minuman” pendampingnya adalah TKKB (Tambah-Kurang-Kali-Bagi).

Sesuai dengan judulnya, buku Matematika Detik ini memang tentang matematika. Namun, buku ini beda, yah saya sering membayangkan proses perumusan Matematika Detik ini sebagai kerja “Jurnalisme Perlahan”. Alhasil selama 10 tahun (2006 – 2016), saya meneliti ratusan kisah dan kasus,

MATEMATIKA DETIK, VISI-MISI KABUPATEN TEGAL “Kapan-kapan jadi pembicara untuk alumni ya,” kata sekjen Ikatan Alumni Teknik Industri ITB. Tentu saja tawaran yang layak disambut antusias. Berbicara di depan mereka adalah kesempatan emas untuk #MatematikaDetik semakin go national. Ikatan Alumni ITB