“Matematika bukan tentang bilangan, persamaan, komputasi, atau algoritma. Matematika adalah tentang pemahaman.”
Semua pakar bersepakat dengan hal itu. Apakah anda bersepakat juga dengan mereka? Bahkan “terlalu” sering didengungkan, hingga menimbulkan kebosanan dan akhirnya semacam ketidakpedulian. Terasa seperti omong-kosong.
Sebab masalahnya terletak bukan pada jargon. Melainkan ini: detail-operasional bagaimana?
Faktanya, berdasarkan ribuan data yang terhimpun oleh PPMD, hampir seluruh lulusan SD / MI terjerat gagap hitung. Sebagai contoh, 7 + 8 dijawab dalam 10 detik, 7 x 8 dalam 20 detik. Bahkan banyak pula siswa SMA / MA mengalami kegagapan serupa. Akibat matematika terus-menerus berkutat pada hitung dasar.
Dengan “pendampingan” orangtua yang intensif selama beberapa, gagap hitung bagi siswa kelas 5 atau 6 SD / MI sebenarnya sangat mudah dituntaskan. Yang penting bagi mereka adalah motivasi dan selanjutnya JANGAN diintervensi. Setelah termotivasi, pembiaraan sangat penting. Tahan godaan untuk mendampingi apalagi mengajari! Biarkan mereka asyik berlatih! Jangan diganggu.
Mengapa saya berani menyarankan saran yang terdengar aneh tersebut? Sebab, secara konsisten terus terbukti.
Bahkan kemarin Ahmad Bima Amarta Faz-Nur alias Abim (kelas 4 SD) dapat mencapai skor 62,05 dan masuk peringkat ke-3.338. Tentu saja 3.000 lebih pengguna termasuk di dalamnya adalah mahasiswa dan sarjana. Padahal awalnya Abim mendapat skor hitam (di bawah 10 OPM). Tapi setelah pendampingan dengan lembar ToSM, dilanjutkan pembiaran yang konsisten tiba-tiba skor ToSM melejit.
Ingat, sekadar pendampingan bukan pengajaran. Sebab mereka sudah paham tambah itu apa, kali itu apa, dan seterusnya. Jika belum paham, pastikan mereka paham operasi hitung dasar dengan bermain dengan benda konkret dan seterusnya.
*Ahmad Thoha Faz