“Because the purpose of business is to create customers, the business enterprise has two –and only two — basic functions: marketing and innovation. Marketing and innovation produce results, all the rests are costs,” demikian petuah begawan manajemen Peter Drucker.

Marketing (pemasaran) itu yang selama ini terabaikan.

Kami berfokus total pada inovasi. Itu bukan hal yang mudah. Kami berharap sebuah inovasi yang bermanfaat seluas-luasnya. Sebegitu sederhana sehingga tidak terpikirkan.

Contoh konkret adalah ToSM (Test of Second Mathematics). Hitung dasar adalah keterampilan hidup terpenting setelah baca-tulis. Namun, siapa yang sempat memikirkan untuk membuat instrumen untuk deteksi, diagnosis dan terapi gagap hitung dasar?

Ternyata memang tidak mudah. Setelah didalami ternyata banyak hal yang menuntut kejelian dan ketekunan. Lagi dan lagi.

Setelah ToSM selesai, tantangan lain muncul. Gagal paham merebak. Secara umum salah persepsi tersebut begini: “Matematika Detik ternyata mengurus sesuatu yang sudah kadaluarsa. Matematika itu tentang bernalar, bukan adu cepat berhitung.”

Salah persepsi tersebut serius. Apalagi datang dari seorang dosen matematika dan doktor bidang evaluasi pendidikan. Bahkan dari para sahabat di lingkaran dalam.

Maka, fokus saya arahkan bagaimana masyarakat dapat membedakan Matematika Detik dengan ToSM. Bahwa ToSM hanya salah satu instrumen Level A “Membaca Angka Secepat Membaca Kata”.

Tidak cukup. Terus Level B bagaimana?

Terus tenggelam dalam pergulatan inovasi, sampai-sampai pemasaran terbengkalai. Tampaknya karena tim yang bekerja bersama kami bingung atau kehilangan arah. Channel Youtube “Matematika Detik PPMD” hanya menghimpun 31 subscribers dalam 3 tahun. Website ini hanya menerbitkan 1 artikel dalam satu tahun (Mei 2019-2020).

Beruntung saya sangat aktif di Facebook. Umpan-balik dari status sangat penting untuk menggosok inovasi. Tanpa umpan-balik, inovasi bergerak tanpa gairah dan kehilangan arah.

Selain itu, Facebook membuat Matematika Detik terus dikenal. Hampir semua koneksi dengan dunia luar bermula dari Facebook: penerbit Intan Pariwara, ITB, Kemendikbud RI, Kemenag RI, Madrasah Mu’allimin, dan masih banyak lagi.

Salah satu titik masalah besar adalah website ini. Kosong. Tidak terurus, padahal website adalah etalase bagi orang yang ingin mengenal lebih dalam.

Wabah Corona mengubah permainan. Alhamdulillah, website ini mulai menggeliat. Pertumbuhan penonton Channel Youtube “Matematika Detik Official” berada dalam jalur yang menjanjikan. https://www.youtube.com/channel/UCLSsGi3Aubi_Yez_WqwuWbg

*Ahmad Thoha Faz

KEKUATAN FACEBOOK, TERBUKTI!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *