Tulisan ini sebagai rangkuman dan terapan buku ZERO TO ONE karya Peter Thiel. Bukunya tipis tapi menyentak.

Setiap bisnis yang besar selalu berbentuk “monopoli kreatif”. Atau W Chan Kim dan Renee Mauborgne menyebutnya sebagai “strategi samudera biru” (Blue Ocean Strategy, BOS) atau “inovasi nilai”. Gary Hamel, dalam Leading the Revolution (2000), menyebutnya sebagai “inovasi konsep bisnis”.

Saran mereka semua sama: membebaskan diri atau menjauhkan diri dari kompetisi. Kompetisi atau “samudera merah” berarti laba yang semakin menipis akibat tidak ada pembedaan yang bermakna. Tidak ada pembeda substansial yang dapat dijadikan pusat perhatian! Resep cespleng menuju bisnis medioker bahkan kebangkrutan.

Tapi kali ini saya lebih suka bahasa yang lugas : monopoli. Setiap monopoli adalah unik. Menurut Peter Thiel, pemikir dan praktisi bisnis yang menjadi guru kita kali ini, monopoli biasanya memiliki beberapa kombinasi sifat khusus berikut: (1) teknologi unggul yang dilindungi hak paten, (2) efek jaringan, (3) economies of scale dan (4) branding. Saya akan mencoba menjelaskan dan bagaimana menerapkannya dalam konteks ToSM dan Matematika Detik.

Teknologi Unggul

Teknologi unggul yang dimaksud di sini tidak sekadar teknologi, melainkan minimal 10 kali lebih baik daripada teknologi pesaing terdekat. Teknologi unggul semacam itu jelas menuntut pola pikir yang berbeda.

Sebaliknya, apapun yang tidak sampai 10 kali lebih baik mungkin hanya akan dipandang sebagai perbaikan marginal (continuous improvement) dan akan sulit dijual, terutama di pasar yang sudah penuh sesak. Teknologi semacam itu tekanannya masih pada bagaimana menjadi lebih baik daripada menjadi lebih beda.

ToSM (Test of Second Mathematics) jelas menawarkan sesuatu yang bermanfaat nyata dan beda. Gagap hitung adalah masalah yang nyata terkait dengan pendidikan dasar. Kemampuan hitung dasar setara dengan kemampuan baca-tulis dan lebih penting (karena lebih dasar) daripada matematika. Lebih dari itu, gagap hitung mewabah, sehingga–dalam tinjauan bisnis– pangsa pasarnya sangat luas.

Banyak metode belajar hitung dasar diciptakan dan ditawarkan, yang pada dasarnya serupa: berhitung dengan jari-jemari. ToSM berbeda dengan itu semua. Bahkan dalam tinjauan ToSM penggunaan jari-jemari dalam berhitung seharusnya dibatasi sampai kelas III atau IV SD. Jika tidak, gagap hitung mulai membentuk kebiasaan yang susah dihilangkan.

ToSM terinspirasi cara pelatih lari jarak pendek 100 meter, dalam hal menyatukan pengukuran dan pelatihan. Di atas lintasan lari 100 meter, sepatu di ujung kaki bergerak cepat. Di atas lembar kerja ToSM, ujung pulpen di tangan bergerak cepat. Situasi di dalam kepala mereka sama: bergerak cepat tanpa berpikir. Thinking without thinking!

Kegembiraan yang menyatu dengan ketegangan adalah kondisi umum sebagai prasyarat kinerja puncak. ToSM membiasakan kondisi psikologis demikian.

ToSM terinspirasi TOEFL, dalam hal statusnya sebagai standar kemampuan tertentu. TOEFL dalam berbahasa Inggris, ToSM dalam hitung dasar. Seharusnya mereka yang lulus dari SD/MI dipastikan melewati skor ToSM tertentu. Katakanlah 20 operasi per menit (OPM).

Singkatnya ToSM diciptakan bukan dalam upaya membedakan diri, melainkan sebuah proses penciptaan ulang. Sebagai bagian dari Matematika Detik, ToSM adalah bagian dari instrumen untuk “mengasah intuisi, mengelola 2 detik pertama”. Dengan situasi demikian, mereka yang bertindak jahat menjiplak ToSM akan tampak dangkal.

Efek Jaringan

Efek jaringan membuat sebuah produk lebih bermanfaat dengan semakin banyak orang yang menggunakannya. Sebagai contoh TOEFL. Semakin banyak pihak yang menggunakan TOEFL, baik lembaga pendidikan maupun bisnis, TOEFL semakin berharga.

Efek jaringan bisa sangat dahsyat, dengan syarat produk anda berharga bagi pengguna awal sewaktu jaringan itu masih kecil. Bagaimana dengan ToSM?

ToSM terus tumbuh di dalam (semakin kokoh dan sederhana) sekaligus ke luar (dikenal dan digunakan banyak orang) terhitung sejak berupa produk minimalis (minimum viable product) pada akhir 2014. Umpan-balik dari mereka, selain ide dari kami sendiri, terus menjadi pupuk alamiah pertumbuhan organik ToSM.

Di tataran akar rumput, saat ini puluhan ribu orang saat ini telah menggunakan ToSM, baik versi konvensional maupun digital. Hingga saat ini, tercatat di tosm.matematikadetik.com ToSM telah diunduh dan digunakan oleh 6.198 pengguna dari 331 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Jumlah faktual lebih besar lagi, sebab sekitar 1.700 pengguna awal tidak tercatat di sana.

ToSM tidak tersedia lagi di Google Playstore. Tapi ToSM terus diburu, terbukti dengan banyaknya pertanyaan dan pemintaan yang sampai ke kami.

Di tataran nasional, ToSM mendapat kepercayaan dari Kemendikbud RI dan Kemenag RI. Di Kemendikbud RI, ToSM diperkenalkan dua kali di panggung utama Sarasehan Literasi Sekolah (SLS, 6 April 2019) dan Festival Literasi Sekolah (FLS, 28 Juli 2019). Di Kemenag RI, ToSM diperkenalkan pada pelatihan bagi instruktur nasional guru Madrasah Aliyah (2 Mei 2019).

Bagaimana ToSM sampai dikenal Kemendikbud RI dan Kemenag RI? Melalui buku Matematika Detik (MD) seri 1 “Inspirasi, Fondasi dan Garis Besar” yang saat itu masih dicetak terbatas karena belum dinyatakan lulus penilaian Kemendikbud RI.

Saat ini 2 dari 5 seri Matematika Detik telah terbit dan dua-duanya sudah dinyatakan lulus penilaian Kemendikbud RI. Semoga pada new normal setelah wabah Corona semua buku sudah dicetak massal dan semakin tersebar merata ke seluruh Indonesia. Sehingga efek jaringan pun bertambah secara eksponensial. Targetnya adalah ToSM secara de facto menjadi bagian penting Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yaitu di bidang literasi numerasi.

Economies of Scale

ToSM adalah karya yang orisinal dan otentik. Tidak mudah sekaligus tidak murah untuk menciptakan ToSM hingga dalam bentuk sekarang. Beruntung, seperti usaha startup dalam bidang perangkat lunak, ToSM berpotensi menikmati economies of scale yang begitu dramatis karena ongkor marginal untuk membuat salinan modul ToSM mendekati nol, hanya sebesar harga cetak.

Instruktur memang berperan penting. Namun, karena cara kerjanya solid dan sederhana, ToSM tidak memerlukan kualifikasi tinggi untuk merekrut instruktur. Siapapun yang lulus SMA / SMK dapat mengikuti pelatihan dan kecil kemungkinan untuk tidak lulus.

Merek (Brand)

Sampai saat ini ToSM baru menghasilkan laba sebatas menutupi biaya litbang. Bila saat ini jasa untuk terbebas dari gagap hitung dijual dengan harga tinggi (Rp 150.000 per sesi) itu karena kami tidak mau berkompromi dalam hal kualitas. Quality before price! Kami sangat serius dengan litbang. Bahkan sedari awal dan seterusnya ditekankan, bahwa inilah poros utama bisnis kami: litbang.

Meski bisnis kami masih berkelas garasi, kami berusaha merekrut bakat terbaik untuk menggarap litbang atau menjadi konsultan. Sebagai contoh, Sandy dan Bintang Alam Semesta memancarkan aura tersendiri, bahwa ToSM diciptakan sebagai produk kelas dunia.

Selain mereka berdua, kami terus berupaya menjalin silaturahim dengan ilmuwan kelas dunia. Ini penting, seperti ditegaskan oleh mentor kami Mas Tom (almarhum Utomo Dananjaya), sebab gagasan revolusioner mau tidak mau harus berkelas dunia.

Namun, tim kami bukan Los Galacticos asal-asalan. Sebab, inovasi lebih penting daripada pesona pemasaran. Inovaton before cost! Inovation before marketing!

Kami selalu terbuka untuk kerjasama dalam hal litbang. Sampai saat ini sudah mulai karya akademis bermunculan terkait ToSM: 1 judul tesis (ITB), 6 judul skripsi (3 UPS, 2 UNNES, 1 UP), 1 judul inovasi mahasiswa (1 UNDIP), dan sebagainya.

Kami berharap masyarakat terlibat seluas-luasnya, baik untuk meneliti maupun sekadar menikmati. Ini adalah prinsip membangun merek ketiga: engagement before sales!

*Ahmad Thoha Faz

ZERO TO ONE: MEMBANGUN BISNIS MONOPOLISTIK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *