Misalkan ada 2 (dua) buah gagasan. Satu dari Tegal, satunya lagi dari Jakarta. Mana yang lebih anda percaya?

“Jakarta,” serentak peserta MUSRENBANG Kabupaten Tegal, 30 Maret 2017, menjawab. Disaksikan wakil bupati Kabupaten Tegal, kepala BAPPEDA dan pejabat Badan Ekonomi Kreatif.

Sekarang, era digital dan desentralisasi. Seharusnya pola pikir Jakarta-sentris semakin berkurang. Gagasan berkaliber nasional bisa muncul dari mana saja. Dari tetangga anda, bahkan dari anda sendiri.

Baca Juga : Kampung Matematika Detik, Apa Kabar?

Lihatlah, kabupaten yang dikenal terbelakang bernama Ba-nyuwangi sekarang menjadi kiblat inovasi, tidak kalah disandingkan dengan Ba-ndung, Ba-ntaeng dan Ba-yasura.

Banyuwangi

Tiga inovasi Pemkab Banyuwangi yakni Bayi Lahir Procot Pulang Bawa Akte, Stop Angka Kematian Ibu dan Anak (Sakina) dan Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman (Pujasera), terpilih mengikuti kompetisi inovasi pelayanan publik tingkat dunia yang digelar oleh Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations Public Service Awards/UNPSA) 2017 di Den Hag Belanda.

Matematika Detik

#MatematikaDetik, sebuah inovasi dari Tegal, semoga bisa membuat warga Tegal lebih percaya diri. Disebarluaskan oleh penerbit nasional, insya Allah sebentar lagi dipresentasikan di Ba-litbang Kemendikbud. Tim PPMD (Perhimpunan Pengembangan Matematika Detik), yang diwakili oleh saya (keturunan Tegal asli sejak zaman Majapahit), Aswian Editri (dari Lombok, NTB) dan Jauhari Efendi (Palembang) siap berbagi gagasan di otaknya pendidikan Indonesia.

Siapa bilang Tegal hanya bisa jualan makanan?

TEGAL PUN BISA JUALAN GAGASAN
Tag pada:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *