Foto ini tertanggal 17 April 2016. Hampir 9 tahun lalu, diambil sewaktu diagnosis massal hitung dasar intuitif di SMP nomor 1 di Kabupaten Tegal, SMP Negeri 1 Slawi. Waktu itu belum ada ToSM versi digital, sehingga kegiatan sepenuhnya menggunakan ToSM
TARHIB RAMADHAN 1446 DI SD AL-IRSYAD KOTA TEGAL
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِیۤ أُنزِلَ فِیهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدࣰى لِّلنَّاسِ وَبَیِّنَـٰتࣲ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡیَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِیضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرࣲ فَعِدَّةࣱ مِّنۡ أَیَّامٍ أُخَرَۗ یُرِیدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡیُسۡرَ وَلَا یُرِیدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ
DARI MEDAN KE TEGAL RAYA
Ide awal sekolah percontohan ToSM Matematika Detik bukan datang dari kami di Tegal, melainkan dari ibukota Sumatera Utara. Tepatnya dari seorang guru matematika SD Negeri Percobaan Medan, yang tidak lain merupakan sekolah dasar negeri terbaik di kota terbesar ketiga di
MEMBIASAKAN “TIDAK BERPIKIR”
ToSM bukan tentang berhitung cepat, melainkan tentang berpikir cepat, tentang intuisi, tentang blink: the power of thinking without thinking. Maksudnya bagaimana? Pada berhitung cepat, kita berfokus pada jawaban apa yang benar, sedangkan pada berpikir cepat pada apa yang muncul spontan.