Nanti malam Tadarus Titik Ba di Pesantren Ilmu Eksakta (PI.E) memasuki pertemuan ke-5 yang berarti juga tema ke-5: ALAM SEMESTA, KITAB YANG SELALU TERBUKA. Ketika sedang mempersiapkan materi, tiba-tiba membaca kabar gembira dari sang maestro Zahir Mahzar. Beliau sedang mempersiapkan
METODE aRTi (MRT), 17 TAHUN MENUNGGU DIMENGERTI
Setelah Titik Ba terbit, fokus utama berikutnya adalah merumuskan metode berpikir kreatif. Banyak metode berpikir, tapi TAK ADA yang: 1. menggunakan materi pelajaran sekolah sebagai media pembelajarannya, dan 2. dirumuskan berdasarkan gagasan Titik Ba. Setelah 10 tahun, dari 2007 sampai
AL KHOWARIZMI: MUHAMMADIYAH, NU, AL-IRSYAD
Memasuki awal 2025, melalui Titik Ba dan Matematika Detik, kami berikhtiar menggaungkan era Al Khowarizmi. Dimulai dari Palembang, Jember, Tegal dan sebentar lagi Surakarta. Sebenarnya tanpa digaungkan pun, seiring semakin populer nya AI (Artificial Intelligence), seluruh masyarakat dunia semakin menyadari
PERTANYAAN DARI UNS
“Keseluruhan ilmu adalah titik tunggal bukanlah sesuatu yang baru. Kita tahu bahwa semua ilmu berasal dari filsafat, sebagai mother of knowledge. Apa bedanya dengan konsep yang ditawarkan oleh Titik Ba?” Demikian pertanyaan yang terlontar pada acara Ngabuburit di Masjid Nurul
Inti dari Titik Ba
Inti Titik Ba ialah tentang keutuhan ayat. Atau “wahdatul ‘ulum” (kesatuan ilmu), satu istilah yang saya dapatkan dari KH Ubaidullah Shodaqoh, Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, sewaktu Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2 pada 7 Desember 2024 lalu. Kerangka kerja wahdatul ‘ulum
PERSIAPAN PERINTISAN SMP AL KHOWARIZMI “UNGGUL DI ERA ALGORITMA”
“Apakah anda menguasai keseluruhan ilmu sehingga berani mengatakan bahwa keseluruhan ilmu adalah titik tunggal?” “Itu sebagai konsekuensi Tauhid. Itu iman, aksioma, postulat. Tidak dibuktikan, justru Tauhid itu membuktikan.” Melalui media sosial, Pesantren Ilmu Eksakta (PI.E) mendebat ajaran sesat dan menyesatkan