Apakah lulusan SD bisa berhitung? Tunggu dulu. Bahkan lulusan SMA dan perguruan tinggi pun masih banyak yang gagap hitung. Janganlah bermimpi tentang matematika yang mengedepankan HOT (Higher Order Thinking), yang berfokus pada ilmu nazhari (muktasab), kalau urusan dasar, yakni ilmu dharuri, tidak dibereskan lebih dahulu.

Dengan inspirasi #TitikBa (disusun selama 12 tahun, 1994-2006), saya merumuskan #MetodeaRTi. Dengan Metode aRTi, saya merumuskan #MatematikaDetik (fondasi dibangun 11 tahun, 2006-2017).

Bagian terendah dari MD, sehingga yang diutamakan kali pertama, adalah Level A “Baca Angka Secepat Baca Kata”. Guna merumuskan Level A, kami membuat jejaring kampus lokal, berkolaborasi dengan NU, Muhammadiyah dan sejumlah organisasi pemuda. Salah satunya untuk memetakan wabah gagap massal.

Pada gambar terlampir adalah cuplikan temuan dari tim KKN Universitas Peradaban. Mereka melakukan diagnosis massal wabah gagap hitung menggunakan instrumen ToSM (Test of Second Mathematics).

Perhatikan, sebagai contoh, kecepatan rata-rata untuk operasi tambah sederhana (satu digit dengan satu digit) adalah 12 OPM (Operasi per menit). Artinya, untuk setiap operasi sederhana seperti 6+5 perlu waktu 5 detik. Silakan rasakan.

AKAR MASALAH MATEMATIKA-FOBIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *