“Di sini insya Allah Sekolah Jati Diri akan didirikan di mana Ayat-ayat Cerita akan diceritakan dan gagap hitung akan ditanggulangi.”

Demikian pesan WhatsApp dari seorang alumni Al Azhar, Mesir, yang selama beberapa tahun terakhir konsisten mengikuti Titik Ba dan turunannya: Ayat-ayat Cerita (AAC), Matematika Detik dan ToSM.

Saya pun membalas, “Tidak ada alasan dengan al-Qur’an umat Islam sekadar menjadi pengekor peradaban. Justru dengan al-Qur’an, Islam memimpin peradaban.”

Setiap muslim beriman pada kebenaran al-Qur’an. Masalahnya, detail – operasional yang konsisten bagaimana?

Pembuktian kebenaran al-Qur’an, seperti yang terus digaungkan oleh para juru dakwah Aqidah Korslet, jelas tidak konsisten dengan keimanan pada al-Qur’an. Akibatnya, akal manusia yang seharusnya dicurahkan untuk menerapkan al-Qur’an mengalami korsleting.

Atau mungkinkah para juru dakwah Aqidah Korslet, yang pada umumnya berlatih secara sistematis, itu tidak memahami logika?

Pendidikan aqidah sangat penting. Bukan untuk melarikan diri dari kenyataan hidup di dunia ini melainkan justru untuk membangun peradaban di sini. Aqidah seharusnya menguatkan, bukan malah mengacaukan kewarasan.

“TITIK BA”, SUMBER INSPIRASI SEKOLAH JATI DIRI, GARUT, JAWA BARAT
Tag pada:            

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *