“Keseluruhan ilmu adalah titik tunggal bukanlah sesuatu yang baru. Kita tahu bahwa semua ilmu berasal dari filsafat, sebagai mother of knowledge. Apa bedanya dengan konsep yang ditawarkan oleh Titik Ba?”

Demikian pertanyaan yang terlontar pada acara Ngabuburit di Masjid Nurul Huda UNS. Ya, semua pertanyaan sangat bagus, menunjukkan mereka memahami apa yang disampaikan narasumber.

Perbedaannya adalah seperti Nabi Nuh dan Kan’an. Dua sosok bapak-anak itu sangat cerdas.

Ketika diminta bapaknya untuk bergabung dan naik kapal, Kan’an berpikir cerdas. Kan’an memahami betul mekanika fluida dan hidrologi:

قَالَ سَـَٔاوِیۤ إِلَىٰ جَبَلࣲ یَعۡصِمُنِی مِنَ ٱلۡمَاۤءِۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلۡیَوۡمَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَۚ وَحَالَ بَیۡنَهُمَا ٱلۡمَوۡجُ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُغۡرَقِینَ

QS.Hud: 43

Celakanya, Kan’an tidak memulainya dengan basmalah.

Berbeda dengan bapaknya yang selalu memulai dengan basmalah:

۞ وَقَالَ ٱرۡكَبُوا۟ فِیهَا بِسۡمِ ٱللَّهِ مَجۡرٜىٰهَا وَمُرۡسَىٰهَاۤۚ إِنَّ رَبِّی لَغَفُورࣱ رَّحِیمࣱ

QS.Hud: 41

Ilmu Nabi Nuh adalah tauhid, adalah Titik Ba, sehingga memulai penciptaan maupun pelayaran kapal dengan basmalah.

PERTANYAAN DARI UNS
Tag pada:            

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *