Bagaimana cara mengetahui jarak bumi-matahari?

Awalnya, kita memerlukan ukuran radius bumi. Eratosthenes telah mendapatkannya dengan cara seperti ini : https://kafeastronomi.com/eratosthenes-mengukur-keliling-bumi.html

Anggap saja radius bumi adalah R.

Selanjutnya ukuran radius bulan. Perhatikan gerhana bulan sebagian yang terjadi, perpanjang kurva batas bayangan bumi pada bulan sehingga membentuk lingkaran, maka kita dapat memperkirakan perbandingan radius bulan (r) terhadap R. Hasil yang saya dapatkan, r : R ≈ 1 : 3,5. Kita pun dapat mengetahui nilai r.

Kemudian jarak bumi-bulan. Pada saat purnama, ambil sebuah koin bundar dan ukur radius koin tsb, misal radius koin adalah k. Kemudian angkat koin sehingga tepat menutup pemandangan bulan dari mata kita. Ukur jarak mata kita (titik pengamat) dengan koin, misalnya ∂, maka dengan trigonometri sederhana kita dapat jarak bumi-bulan ≈ ∂r/k, jarak bumi-bulan yang sudah kita dapatkan bisa kita simbolkan dengan d.

Selanjutnya, pada fase bulan separuh dimana saat matahari mendekati ufuk dan bulan juga terlihat (tentu kita sudah tahu bahwa bulan muncul pada saat matahari tenggelam hanya terjadi pada fase purnama, sedangkan pada fase selainnya kita dapat menyaksikan bulan sebelum matahari terbenam). Pada fase ini tentu sudut pengamat-bulan-matahari ≈ 90 ͦ, dan dengan mengamati bulan dan matahari kita dapat memperkirakan sudut α seperti pada gambar. Dan… lagi-lagi dengan trigonometri sederhana, jarak bumi-matahari ≈ d/cos(α).

Tentu saja ketelitiannya sangat meragukan, tapi ini cukup untuk menggambarkan secara sederhana bagaimana “mengukur” jarak bumi-matahari. Para ilmuwan profesional pastinya memiliki metode pengukuran dan perhitungan yang lebih meyakinkan.

“Mengukur“ Jarak Bumi-Matahari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *