Tepat, seperti itu yang kami bayangkan. Hanya ada sedikit beda pada pemberian warna. Tidak ada warna oranye pada sebaran wabah gagap hitung. Sebab Matematika Detik sendiri sudah berwarna oranye.

Sejak 2017, dengan intensitas yang terus meningkat, kami membayangkan dapat memetakan wabah gagap hitung di seluruh Indonesia menggunakan aplikasi ToSM (Test of Second Mathematics). Dengan cara itu upaya pemberantasan wabah gagap hitung dapat berjalan secara terstruktur, sistematis, masif dan berkelanjutan.

Bagaimana caranya? Setiap provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan kelurahan / desa diberi tanda dengan warna. Sebagai contoh, jika provinsi X memiliki skor ToSM rata-rata 17 OPM (operasi per menit) maka ditandai dengan warna merah. Jika kabupaten/kota Y memiliki skor ToSM rata-rata 23 OPM, kuning. Jika kecamatan Z memiliki skor ToSM rata-rata 31 OPM. Dan seterusnya.

Peta wabah gagap itu nantinya dimuat di website Matematika Detik. Syukur kalau website pemerintah pusat maupun daerah terpanggil untuk turut mengunggahnya sehingga perkembangan real time pemberantasan wabah gagap dapat dipantau masyarakat seluas-luasnya.

Eksekusi Gagasan

Itu rencana besar. Kami terus memulainya dengan semampu kami. Salah satunya melalui aplikasi ToSM on Android.

Hingga saat ini pengguna aplikasi ToSM telah tersebar di 32 dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. 333 dari 416 kabupaten/kota. Terdengar atau tampak sudah besar, tapi pengguna yang tercatat baru enam ribuan. Tepatnya 6.234. Masih sangat sedikit. Anda dapat turut memantaunya di https://tosm.matematikadetik.com/app/overview.

Kami tidak berkecil hati. Kami terus bergerak. Sebab, satu saja anak yang terbebas dari gagap hitung berarti satu jiwa terselamatkan dari frustasi dan kesia-siaan. Bagaimana dengan bilangan ribuan? Wajah mereka yang sumringah, setelah sebelum lesu penuh tekanan, adalah sumber semangat kami.

Kemampuan hitung dasar adalah sama pentingnya dengan kemampuan baca-tulis. Bangsa Indonesia telah mencatat keberhasilan gemilang dalam pemberantasan buta huruf, bagaimana dengan pemberantasan gagap hitung?

Kami terus bergerak. Bersama dengan MDI (Matematika Detik Internasional) yang berpusat di Jakarta, AKDI (Akademi Kesadaran Diri Indonesia) yang berpusat di Semarang dan POSI (Pelatihan Olimpiade Sains Indonesia) yang berpusat di Medan, tercatat kami telah menggelar tujuh kali webinar terhitung sejak Mei 2020. Ke depan insya Allah frekuensi webinar terus meningkat untuk memunculkan instruktur berantas gagap hitung sebanyak-banyaknya.

November tahun 2019 buku Level A “Membaca Angka Secepat Membaca Kata” sudah lulus penilaian Puskurbuk Kemendikbud RI. Semoga dapat secepatnya dicetak massal dan segera tersebar ke seluruh Indonesia. Sebuah tambahan amunisi yang penting.

Bagaimana dengan anda? Semoga mau bergabung dengan kami, paling tidak dengan doa.

*Ahmad Thoha Faz

MEMETAKAN WABAH GAGAP HITUNG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *