Keunggulan utama webinar adalah lebih mudah dan lebih murah diselenggarakan. Tidak perlu transportasi. Tidak perlu sewa hotel atau gedung pertemuan. Tidak perlu pesan makan-minum. Lebih mudah dan lebih murah baik bagi panitia maupun peserta.

Kelemahannya terutama ada dua. Pertama, rendahnya kesengajaan atau pengorbanan peserta. Sebab, kesiapan peserta sangat menentukan. Jika murid siap, guru datang. Kedua, interaksi yang tidak langsung. Peserta hanya melihat pemateri melalui layar ponsel atau laptop, begitu pula sebaliknya.

Bagaimana solusinya? Ini yang tim PPMD (Pusat Pengembangan Matematika Detik) lakukan: Youtube dan modul.

Solusi Pertama: Youtube

Saran bermula dari Mas Also (Ali Sobirin), peramu Teknologi Ruh. Sarannya, menjadikan subscribe Youtube sebagai syarat untuk mengikuti webinar. Saya segera menerima dan mengeksekusi saran tidak terduga tersebut. Sebab, dengan subscribe channel Youtube “Matematika Detik Official”, peserta menjadi lebih siap. Peserta tidak mengikuti webinar dengan kepala kosong.

Kemarin, seolah bilangan 207 subscriber tidak berubah. Setelah, iklan webinar Matematika Detik 1 gelombang 2 muncul situasi berubah. Saat ini tercatat 452 subscriber. Lonjakan yang luar-biasa.

Semoga mereka tidak hanya subscribe, tapi juga menonton habis atau sebagian seluruh video di channel “Matematika Detik Official”. Sehingga sewaktu duduk mengikuti webinar mereka sudah memiliki gambaran awal apa itu Matematika Detik.

Solusi Kedua: Modul

Ini terinspirasi dari salah satu cara belajar santri di pesantren. Yaitu metode bandongan. Ketika belajar massal kepada seorang kyai, santri tidak hanya mengandalkan telinga. Mereka tidak hanya mendengar. Melainkan mereka juga menatap dan mencatat. Jadilah modalitas verbal, visual dan kinestetik bekerja semua. Itu akan meningkatkan daya tangkap.

Bagaimana caranya? Setiap santri memegang kitab kuning, yaitu kitab yang sengaja tidak diberi harakat. Sambil mendengar penjelasan sang kyai santri memberi harakat dan maknanya. Dengan “lebih menyusahkan diri” informasi atau pengetahuan ditangkap dan dicerna dengan lebih baik.

Nah, sebagai ganti kitab kuning, webinar Matematika Detik menggunakan modul Panduan Instruktur. Sambil mengikuti penjelasan pemateri melalui layar ponsel atau laptop, peserta mencatat atau menjawab secara tertulis di modul.

Selanjutnya, setelah lulus webinar, peserta menjadi instruktur. Di sini, metode utama yang digunakan adalah instruktur berhadapan langsung dengan klien (siswa / anak) dengan menggunakan lembar kerja ToSM. Cara ini juga terinspirasi dari cara belajar di pesantren, yaitu metode sorogan.

*Ahmad Thoha Faz

YOUTUBE DULU, ZOOM / GOOGLE MEET KEMUDIAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *