Ahmad Thoha Faz

Aku suka sastra, tapi kurang suka membaca karya sastra. Tapi itu dulu, sebelum seseorang mengingatkan aku pada karya Ahmad Tohari, “Ronggeng Dukuh Paruk”. Aku membaca novel itu berulang-ulah.

Ralat. Novel itu menggelitik dan menyindir ku berulang-ulang. Aku yang tidak peka, hingga hal biasa dianggap biasa. Dengan kepekaan Ahmad Tohari, Dukuh Paruk terasa lebih nyata.

Dengan beliau, aku berselisih 30 tahun. #TitikBa yang terlahir kembali menandai usiaku yang ke-40. “Sastra Itu Sederhana” adalah prasasti yang menandai 70 tahun sang maestro.

Bertambah usia, semoga semakin bertambah jejak karya, Pak. Semoga suatu saat bisa mengikuti jejak njenengan, menulis novel yang tahan gempa.

Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.
THE NEXT AHMAD TOHARI (HEHE…)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *