Ketika tulisan ini (lengkap dengan gambar soal jarak terjauh) dibagikan di FB group ALUMNI ITB, kami mendapat tanggapan tidak terduga. Yaitu cara penyelesaian yang lebih canggih.

“Cara ini digunakan kalau yg ingin dievaluasi adalah pemahaman siswa tentang penggunaan turunan untuk menyelesaikan masalah maksimum-minimum,” tulis penanggap yang ternyata dosen matematika Universitas Brawijaya. (Lihat gambar, bandingkan dengan jawaban dari siswa kami).

Begitulah budaya internet.

Zaman dulu, guru mungkin boleh memaksakan satu cara untuk memecahkan masalah. Guru adalah sumber utama alih pengetahuan. Kecuali siswa yang kemampuan di atas rata-rata, hampir tidak mungkin siswa menemukan cara yang berbeda.

Sekarang, situasi terbalik. Siswa sangat mudah bertanya ke Google. Itu artinya siswa bertanya dengan ratusan, bahkan ribuan sumber. Sangat besar kemungkinan siswa menemukan cara yang berbeda, yang menurut mereka lebih mudah dipahami. Atau bahkan lebih canggih.

Jadi, daripada berfokus pada what to think and to do, sebaiknya guru beralih pada how to think and create.

Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.
Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.
Gambar mungkin berisi: teks
KETIKA GOOGLE DAN GURU BERSILANG PENDAPAT (BAGIAN 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *