“Manusia berpikir dengan dua cara: cepat dan lambat. Temuan psikolog Daniel Kahneman itu diterapkan pada ilmu ekonomi yang membawanya pada Nobel ekonomi 2002 dan–dilanjutkan oleh ilmuwan lain, Richard Thaler–Nobel ekonomi 2017.

Bisakah temuan tersebut diterapkan pada pembelajaran semua cabang ilmu? Matematika Detik adalah eksperimen yang dimaksud, yakni mengenali dan mencermati mode berpikir cepat yang selama ini diabaikan.

Dalam istilah ilmu manthiq, berpikir cepat berarti ilmu dhoruri, sedangkan berpikir lambat ilmu nazhori.Saatnya khazanah PESANTREN turut menawarkan solusi bagi kebuntuan dan kebingungan reformasi pendidikan kita.”

Gambar mungkin berisi: teks
FONDASI MATEMATIKA DETIK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *