Ahmad Thoha Faz

“Kaitkan dengan #TitikBa, supaya tidak dianggap gagah-gagahan,” saran Mas Tom (almarhum Utomo Dananjaya) terkait embrio #MatematikaDetik.

Terdengar sepele, tapi petuah dari pendiri Universitas Paramadina itu bermakna sangat dalam. Sebenarnya Matematika Detik muncul dan hanya bagian kecil dari Titik Ba, tapi saya sempat ragu untuk terus secara eksplisit mengaitkan kedua karya tersebut. Beruntung, alhamdulillah, ada Mas Tom.

Tegal adalah persemaian Titik Ba, sejak terbit edisi lama 2007. Termasuk saya menjadi PNS adalah untuk membumikan Titik Ba.

Bagi saya, Titik Ba lebih dari sekadar teori. Prasangka sesat bahwa jagad raya ini ada terlalu berakar kuat dan luas. Titik Ba adalah solusinya.

“Wong edan,” celetuk pejabat BKD, menjelang pemberian sanksi berat, akhir tahun 2017. Komentar wajar. Tapi saya tegaskan, “Apa yang terjadi, bismillah, upaya membumikan Titik Ba akan jalan terus.”

Bagi saya, Matematika Detik dan Titik Ba itu berkaitan. Seharusnya demikian, tapi pendapat saya itu tidak penting. Terkait pertumbuhan gagasan, pengakuan publik itulah yang penting. Tanpa penerimaan publik, sebuah gagasan tinggal menunggu pemakaman.

Di luar dugaan. YPM Salman ITB Bandung, akhir Maret 2018, mengundang saya, sebagai pengusung Titik Ba dan Matematika Detik. Itu pengakuan publik pertama dan sangat melegakan.

Tujuh bulan kemudian, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta, mengikuti jejak Salman ITB. Tepat di usia satu abad, Titik Ba dan Matematika Detik masuk ke jantung pusat kaderisasi rintisan KH Ahmad Dahlan tersebut.

Langkah konkret pertama Matematika Detik adalah memberantas gagap hitung. Itulah musuh besar yang insya Allah dihajar oleh Level A “Membaca Angka Secepat Membaca Kata”.

Alhamdulillah, pada 10 November 2018, buku dan lembar kerja Level A sudah dikirim ke penerbit PT Intan Pariwara Group. Triwulan pertama 2019, semoga sudah bisa dieksekusi.

Sungguh menggembirakan, pada momentum peringatan hari pahlawan itu juga Universitas Indonesia (UI) mencanangkan “Gerakan Nasional Berantas Buta Matematika” (Gernas Tastaka). Visi mereka kurang lebih sama dengan visi Matematika Detik Level A!

Apa kaitannya dengan Titik Ba? Matematika Detik sesungguhnya adalah instrumen konkret, bahwa matematika adalah bagian dari sastra, dan bahwa matematika adalah sarana mengasah ketajaman mata hati.

ما نفع القلب شيء مثل عزلة يدخل بها ميدان فكرة
“Tidak ada sesuatu yang lebih berguna bagi hati selevel ‘uzlah yang dengan cara itu seseorang memasuki medan pemikiran”

Gambar mungkin berisi: 1 orang, tersenyum
Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan dalam ruangan
Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.
40 HARI MENYAMBUT 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *